DIBALIK fONDASI HIJAU


Keniscayaan ini hanya sementara,
Nalar yang masif adalah konsep masa depan yang lebih elegan.

Jika di perhatikan baik-baik,sebenarnya Kita hanyalah ruang kosong yang sedikit demi sedikit akan di penuhi segudang imajinasi.
Realisasi sebuah angan-angan terkadang hanya sebatas imajinasi belaka.
Kenekatan adalah senjata untuk menebas segala tirani yang dinikmati kaum yang giat dan hidup di bawah penindasan nalar.selain kenekatan kita juga butuh"kewajiban" untuk menguatkan hati dan pikiran,sebab otoritas adalah kuburan bagi kita,jika melanggar sama saja  membunuh proses nalar untuk bebas. Kewajiban adalah hal yang seharusnya manusia laksanakan ,tapi tergantung jenisnya. Maka dari itu kita butuh proses berpikir yang ideal yang tidak merugikan.

Paham(keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan;sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal
(Optimisme).

belajarlah kepada kaum
optimisme yang mempunyai teladan yang konsisten untuk mencapai tujuan.
Kondisi bumi hari ini begitu banyak mengejutkan etnis-etnis yang sadar ketika kebijakan yang merugikan mereka adalah kebijakan yang seharusnya dari dulu mereka perjuangankan untuk di setarakan dengan kondisi dikehidupan mereka. Itulah sifat manusia.diam jika di glitik,benci jika di hianati.

Kondisi  ini mengajarkan saya bagaimana belajar mencintai keadaan.sebab kebanyakan manusia menghindari keadaan-keadaan yang merugikan masa mudanya(lagi-lagi menghindari zona tidak nyaman).
kaum borjuis terkadang sangat kubenci,tapi hari ini mereka saya segani(tapi mereka adalah musuh bersama).
Sebuah karya semesta yang banyak dibenci kaum ploretariat adalah musuh yang tepat untuk perlawan-perlawanan golongan buruh dari prinsip yang berseberangan.
Maka dari itu belajarlah untuk menetralisasi kondisi objektif hari ini untuk mengurangi dampak-dampak dari kondisi masa lampau.

Memang dialektika masa lampau adalah hal yang penting untuk pemantapan konsep nalar yang efektif,tapi kondisi hari ini bukan kondisi perlawanan yang kontradiksinya lumayan dasyat.

Jadilah agentif yang baik dalam menyelesaikan dialektika-dialektika,belajarlah untuk bertindak  dulu sebelum berprasangka,jadilah agentif yang mempunyai nalar yang non-subjektif melainkan menjadi teladan seperti kaum optimisme,
Sebab keniscayaan sesungguhnya adalah kewajiban manusia yang seharusnya di lakukan,tapi karena perbedaan manusia menjadi agresif dan mempatenkan dirinya sebagai egosentris tanpa pertimbangan-pertimbangan efektif.

Ketahuilah kita tidak lagi hidup di jaman reformasi kita hidup di jaman revolusi mental.
Jangan diam untuk melanjutkan keterampilan sebab hari ini generasi baru telah bangkit dan akan melawan.

Penulis : david

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALMAMATER, IDENTITAS DAN KEBANGGAAN MAHASISWA. DIMANA.??

MENGINGAT JELITA KARAMOY, PENGIBAR SANG SAKA DI PUNCAK TERTINGGI EROPA

LMND MINAHASA GELAR AKSI TERKAIT TURUNNYA HARGA KOPRA

UKT DAN TRANSPARANSINYA YANG JAUH.

FUNGSI PENTING LEGISLATIF YANG HILANG DI KAMPUS.